MANUSIA & KESUSASTRAAN
MANUSIA &
KESUSASTRAAN
Muhammad
Alvendra Ihza
14116159
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
DAN TEKNOLOGI INFORMASI (FIKTI)
DAN TEKNOLOGI INFORMASI (FIKTI)
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji
bagi Tuhan Yang Maha Esa, saya dapat menyelesaikan tugas Softskill ini yang berjudul “Manusia
& Kesusastraan”. Pembuatan penulisan ini menjelaskan tentang Manusia
& kesusastraan. Penulisan ini masih jauh dari kata
sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari Dosen Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar guna menjadi acuan dalam
bekal pengalaman bagi saya untuk lebih baik di masa yang akan
datang.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Keutuhan
manusia sebagai pribadi dapat dimungkinkan melalui pemahaman, penghayatan, dan meresapkan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu karya
seni rupa sebagai salah satu
bagian dari
kebudayaan. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang dianugerahi pikiran, perasaan dan kemauan secara naluriah memerlukan prantara
budaya untuk menyatakan rasa
seninya, baik
secara aktif dalam kegiatan kreatif, maupun secara pasif dalam kegiatan apresiatif. Dalam kegiatan apresiatif, yaitu mengadakan
pendekatan terhadap seni rupa
seolah-olah
kita memasuki suatu alam rasa yang kasat mata. Seni rupa sebagai karya seni yang nampaknya rupa seolah-olah hanya dapat dihayati dengan
indra mata. Maka itu
kadang-kadang
seni rupa itu lebih disamakan dengan seni visual.
BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan
Kesusastraan
Ilmu budaya dasar atau bahasa
luarnya di sebut basic humanities. Kata humanities awalnya berasal dari negara
inggris yang berarti dalam bahasa indonesia adalah sastra. kata humanities
berasal dari bahasa latin yang artinya adalah berbudaya dan halus. Sastra dalam
arti khususnya itu biasa kita gunakan dalam kebudayaan adalah ekspresi dan isi
hati dari perasaan manusia yang diungkapkan dalam bentuk pandangan cerdas yang
dituangkan dalam bentuk sesuatu hal yang mencerminkan sebuah keindahan, Secara
morfologis, kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan
mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti baik atau bagus, sastra berarti
tulisan. Secara harfiah, kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan yang baik
atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun isinya.
Pengertian Sastra Dan Seni Dalam Pengertian Umum
Sastra (Sanskerta: shastra)
merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti “teks yang
mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti
“instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam
bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan”
atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Yang agak
biasa adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih
mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah
pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah
salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan
sastra.
Sastra meliputi segala bentuk dan
macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan,
kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya yang dalam arti
khusus dapat kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan dan
perasaan manusia. Jadi, sastra adalah hasil budaya dapat diartikan sebagai
bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari
perasaan dan pemikirannya. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa
dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra
tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan
wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Pengertian Sastra Menurut Para Ahli.
Mursal Esten
(1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah
pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan
manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang
positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
Semi (1988 : 8)
Sastra. adalah suatu bentuk dan
hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya
menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Panuti Sudjiman
(1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau
tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan,
keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
Ahmad Badrun
(1983 : 16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni
yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan
bersifat imajinatif.
Eagleton (1988
: 4)
Sastra adalah karya tulisan yang
halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam
berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan,
dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau
gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan
peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena
itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya
melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
Robert Scholes (1992: 1)
Tentu saja, sastra itu sebuah kata,
bukan sebuah benda
Sapardi (1979:
1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah
lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu sendiri
merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan
itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
10. Taum (1997:
13)
Sastra adalah karya cipta atau fiksi
yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan
berguna yang menandakan hal-hal lain”
Seni pada mulanya adalah proses dari
manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa
dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni juga dapat
diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur
keindahan. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa
masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang
menuntunnya atau kerjanya, masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan
produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan untuk penggunaan medium
itu.
Suatu set nilai-nilai yang menentukan
apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan
baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin
untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman mendapat pengaruh dari
orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul untuk
mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang
bermakna kematian dan mawar merah yang berarti cinta).
Seni menurut media yang digunakan
terbagi 3 yaitu :
1. Seni yang dapat dinikmati melalui
media pendengaran atau (video art), misalnya seni musik, seni suara,dan seni
sastra, puisi dan pantun.
2. Seni yang dinikmati dengan media
penglihatan (Visual Art) misalnya lukisan, poster, seni bangunan, seni gerak
beladiri dan sebagainya.
3. Seni yang dinikmati melalui media
penglihatan dan pendengaran (audio visual art) misalnya pertunjukan musik,
pagelaran wayang, film.
Peranan Sastra
Prosa, puisi, lakon, skenario,
skripsi, risalah ilmiah, esei, kolom, berita, surat, proposal, catatan harian,
laporan, pandangan mata, pidato, ceramah, transkripsi percakapan, wawancara,
iklam, propaganda, doa dan sebagainya semuanya jadi termasuk sastra, karena
mempergunakan bahasa. Semua sektor kehidupan, seluruh aktivitas manusia tak
bisa membebaskan diri dari bahasa. Bahkan olahraga yang jelas-jelas
menitikberatkan pada aktivitas raga, tetap saja membutuhkan bahasa dalam
menumbuhkan dan mengembangkan dirinya. Dengan cakupan yang begitu dahsyat,
sastra tidak mungkin tidak berguna. Demikianlah mahasiswa yang sedang menekuni
berbagai jurusan, akan selalu, suka tak suka berhubungan dengan sastra.
Bagaimana dengan puisi dan prosa
yang merupakan bagian dari kesusastraan (baca: sastra yang indah). Apakah puisi
dan prosa juga berguna bagi semua mahasiswa, sehingga bukan saja jurusan bahasa
dan sastra tapi juga jurusan sosial, ekonomi dan eksakta berkepentingan
mengkaji sastra? Apa seorang yang ingin menjadi insinyur, dokter, diplomat,
pengusaha, perwira, pemimpin politik, ahli hukum, negarawan dan ulama, perlu membaca
sastra?
Kesusastraan (prosa dan puisi)
sesungguhnya terkait dengan seluruh aspek kehidupan. Hanya saja karena
pemaparannya menempuh lajur rekaan imajinasi, sehingga nampak semu. Tapi dalam
kesemuannya itu, sastra merefleksikan fenomena hidup beragam dengan mendalam,
mengikuti cipta-rasa-karsa penulisnya. Untuk itu memang diperlukan kesiapan:
apresiasi, interpretasi dan analisis, sehingga dunia rekaan di dalam sastra
jelas kaitannya dengan seluruh aspek kehidupan. Kritik sebagai perangkat
penting yang sesungguhnya berfungsi menunjukkan arti kehadiran sastra,
kebetulan sangat parah di Indonesia, sehingga kehadiran sastra semakin
tenggelam hanya sebagai hiburan. Sastra memang memiliki potensi yang hebat
untuk menghibur. Dan karenanya sebagai barang komoditi nilainya tinggi.
Kaitannya dengan bisnis dan industri juga meyakinkan.
Dalam berbahasa pun mulai
memperlihatkan keseragaman berbahasa yang hampir kejakarta-jakartaan bahasanya.
Selain itu sinetron juga memberikan efek bagi psikologis dan psikis penontonnya.
Begitupun budaya sudah semestinya dalam salah satu unsurnya yang mampu
memberikan sumbangan dalam pengembangan bahasa itu sendiri. Untuk itu perlu
kiranya dilihat sejauh mana peranan sastra dan budaya dalam pengembangan
bahasa, khususnya dalam karya-karya sastra sehingga kita dapat gambaran yang
jelas peranan dari kedua hal tersebut.
Hubungan Antara Sastra, Seni dengan Ilmu Budaya Dasar
Hubungan sastra dan seni dengan ilmu
budaya dasar adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia. Sama-sama
mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi yang beraneka ragam
macamnya. dan bayangkan jika manusia hidup tanpa seni. Jika manusia hidup tanpa
bisa menyalurkan ekspresi mereka atau tidak bisa berkomunikasi dengan manusia
lainnya, maka akan menggangu kejiwaan atau psikologis manusia tersebut.
Masalah sastra dan seni sangat erat
hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh
ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni. Budaya Indonesia
sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
Ilmu
Budaya Dasar Yang dihubungkan dengan Prosa
Istilah prosa banyak padanannya.
Kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam
bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan
didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran,
lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, atau novel, atau cerita
pendek.
A. Pengertian Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan
yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya
lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata
prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Prosa
biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karena itu,
prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat,
serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu
prosa lama dan prosa baru,prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum
terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa
aturan apa pun.
B. Jenis-jenis Prosa
Di dalam kesusastraan bahasa
Indonesia kita, ada beberapa macam prosa antara lain:
1. Prosa naratif : karangan yang
isinya menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca
seolah – olah mengalami kejadian yang diceritakan itu.
2. Prosa deskriptif : karangan yang
isinya menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seolah – oleh melihat sendiri
objek yang digambarkan itu.
3. Prosa eksposisi : karangan yang
memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan sejelas – jelasnya.
4. Prosa argumentatif : karangan
yang berisi idea tau gagasan yang dilengkapi data – data kesaksian bertujuan
mempengaruhi pembaca untuk menyatakan persetujuannya.
5. Prosa Persuasif : karangan yang
disampaikan dengan cara – cara tertentu, bersingfat ringkas, menarik pembaca,
hingga pembaca terhanyut oleh siratan ininya.
Tetapi dari sekian banyaknya
jenis-jenis prosa ini hanya ada 2 jenis prosa yang paling sering dibahas, yaitu
prosa lama dan prosa baru.
C. Komponen Dalam Prosa Lama
a. Sejarah
Sejarah (tambo), adalah salah satu
bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah.
Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta. Selain
berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja. Sejarah yang
berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan masyarakat lama. Contoh
: Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka Raja alias Tun Sri Lanang yang
ditulis tahun 1612.
b. Kisah
Kisah, adalah cerita tentang cerita
perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain. Contoh :
Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke Jedah.
c. Dongeng
Dongeng, adalah suatu cerita yang
bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut :
1. Fabel, adalah cerita lama yang
menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut
sebagai cerita binatang). Contoh : Kancil dengan Buaya, Kancil dengan Harimau,
Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala, Burung
bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan lain-lain.
2. Mite (mitos), adalah cerita-cerita
yang berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang
dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh : Nyai Roro Kidul, Ki Ageng Selo,
Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau Jadi-Jadian,
Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
3. Legenda, adalah cerita lama yang
mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh :
Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.
4. Sage, adalah cerita lama yang
berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan,
kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh : Calon Arang, Ciung Wanara,
Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
5. Parabel, adalah cerita rekaan yang
menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau
perbandingan. Contoh : Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman, Bhagawagita, dan
lain-lain.
6. Dongeng jenaka, adalah cerita
tentang tingkah laku orang bodoh, malas atau cerdik dan masing-masing
dilukiskan secara humor. Contoh : Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Belalang, Abu
Nawas, dan lain-lain.
d. Cerita pelipur lara
Suatu karya sastra yang berisikan
kejenakaan. Karya sastra ini bertujuan untuk melipur lara atau membuat pembaca
melupakan sedihnya.
e. Hikayat
Hikayat adalah cerita karya sastra
lama yang berbentuk riwayat yang mengisahkan hal-hal di luar kenyataan yang
berkembang di lingkungan istana.
D. Komponen Dalam Prosa Baru
a. Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang
mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman,
pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa
atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat atau aspek kehidupan
suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak
digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari pengembangan atas seluruh segi
kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
Berdasarkan kandungan isinya, roman
dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
1. Roman transendensi, yang di
dalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang
dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh Sutan
Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh Adinegoro.
2. Roman sosial adalah roman yang
memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan
mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: Sengsara
Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh Adinegoro.
3. Roman sejarah yaitu roman yang
isinya dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau
kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur St.
Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul Muis.
4. Roman psikologis yaitu roman yang
lebih menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku
tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak Menjadi
Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
5. Roman detektif merupakan roman yang
isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering menjadi
pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus
kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh Suman HS, Percobaan Seria
oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman HS.
b. Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu
novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian
kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung
konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan perobahan nasib
pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada realisme. Biasanya novel
lebih pendek daripada roman dan lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria
oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh
Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
c. Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang
menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling
menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hal itu
tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh
Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah
yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
d. Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu
karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri
(otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga
dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak Desa, Prof.
Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara.
e. Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan
pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan tentang
isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif dan menghakimi.
f. Resensi
Resensi adalah pembicaraan /
pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat
memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek seperti
tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan penilaian dan
saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau dinikmati.
g. Esai
Esai adalah ulasan / kupasan suatu
masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya. Isinya
bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar tentang budaya,
seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film, dll. menurut selera
pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif atau sangat pribadi. dan
tidak boleh di sentuh oleh siapa pun.
Nilai-Nilai
dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung
cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung
membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai
nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra.
A. Pengertian Prosa Fiksi
Prosa Fiksi adalah kisahan atau
ceritera yang diemban oleh palaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta
tahapan dan rangkaian ceritera tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi
pengarangnya sehingga menjalin suatu ceritera. (aminuddin, 2002:66). Sedangkan
M. Saleh Saad dan Anton M. Muliono (dalam Tjahyono, 1988:106) mengemukakan
pengertian prosa fiksi (fiksi, prosa narasi, narasi, ceritera berplot, atau
ceritera rekaan disingkat cerkan) adalah bentuk ceritera atau prosa kisahan
yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya
imajinasi.
Pengertian lain dikemukakan oleh
Sudjiman, (1984:17) yang menyebut fiksi ini dengan istilah ceritera rekaan,
yaitu kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh daya
khayal atau imajinasi, dalam ragam prosa. Logika dalam prosa fiksi adlah logika
imajnatif, sedangkan logika dalam nonfiksi adalah logika factual.Prosa fiksi
dapat dibedakan atas pendek dan novel. Ada juga yang memilahnya menjadi tiga,
selain cerpen, dan noel, tersebut juga istilah roman.
Prosa fiksi adalah prosa yang
mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Prosa fiksi ialah
prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi cerita tidak
sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi
sugestif atau imajinatif. Prosa fiksi berbentuk cerita pendek (cerpen), novel,
dan juga dongeng.
Sebagai seni yang bertulang punggung
cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung
membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan kata lain prosa mempunyai
nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra.
Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi:
Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang
diperoleh dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana
mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang dikisahkan.
Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang
asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak mungkin dikunjungi selama
hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah
lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis infonnasi
yang tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam novel sering kita dapat belajan
sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan
masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan yang akan datang atau
kehidupan yang asing sama sekali.
Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimuli
imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari
warisan budaya bangsa.
Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat
menilai kehidupan berdasarkan pengalamanpengalaman dengan banyak individu.
Fiksi juga memungkinkan labih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon
emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda daripada apa yang
disajikan dalam kehidupan sendiri.
IBD
yang dihubungkan dengan Puisi
Pembahasan puisi dalam rangka
pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan
pengajaran sastra dan apresiasnya yang murni. Puisi dipakai sebagai media
sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan
yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
1. Pengertian Puisi
Puisi (dari bahasa Yunani Kuno:
ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa
digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti
semantiknya. Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenal kehidupan
manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang artistic/esthetic, yang
secara padu dan utuh dipadatkan kata – katanya.
Puisi adalah bentuk karangan yang
tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa
yang padat. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja
pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun
perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan
dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai
perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain
itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke
dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat
berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan
salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang
juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca
hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi
penulis selalu memiliki alasan untuk segala ‘keanehan’ yang diciptakannya. Tak ada
yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa
perbedaan antara puisi lama dan puisi baru.
Namun beberapa kasus mengenai puisi
modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari
pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu ‘pemadatan kata’. kebanyakan penyair
aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan
bukan pada pokok puisi tersebut. Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang
membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya
adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar. Dibeberapa daerah di
Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau
tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
2. Kreativitas Penyair Dalam
Membangun Puisinya
Figura bahasa : seperti gaya
personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi
segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
Kata-kata yang ambiguitas : yaitu
kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
Kata-kata berjiwa : yaitu kata-kata
yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair
sehingga terasa hidup dan memukau.
Kata-kata yang konotatif : yaitu
kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi
tertentu.
Pengulangan : berfungsi untuk
mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
3. Alasan – alasan Yang Mendasari Penyajian
Puisi Pada Perkuliahan IBD
Hubungan puisi dengan pengalaman
hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian pengalaman
dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. lni berarti bahwa manusia
senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasamya untuk lebih menghidupkan
pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang terbatas.
Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para
mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat
dan mengerti banyak tentang dirinya sndiri dan tentang masyarakat.
Puisi dan keinsyafan/kesadaran
individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat
diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun did
sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian
dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi juga memberikan kepada manusia
tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dan
problem sosial. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia
sosial yang bisa berupa ;
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya. Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
1. Kenyataan bahwa bangsa indonesia
berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam
berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial,
kesukaan, dan kedaerahan.
2. Proses pembangunan yg sedang
berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa
terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan
sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik
dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan
yg telah diciptakannya.
Saran
Ketika seseorang memiliki ilmu budaya
dasar dan sifat kesusastraan, pasti dapat membuat pelihat hasil
cipta karyanya menghayati dan melakukan hal positif dengan hasil cipta
karya yang di buat. untuk itu bagi seseorang yang telah mampu melakukan
hal tersebut yaitu membuat suatu cipta karya yang dapat di hayati oleh orang
lain dan membuat perubahan bagi pelihat hasil cipta karya saya hanya memberi
masukan sedikit, tuangkanlah hal-hal yang positif agar suatu ketika ada pelihat
hasil cipta karya dapat menirukan hal yang positif yang memiliki nilai ke
indahan, dan jangan buat cipta karya yang negatif yang dapat merusak pemikiran
manusia.
Komentar
Posting Komentar