TUGAS MAKALAH DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS)
Makalah DSS
KATA
PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang
Maha Esa yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Berkat pertolongan-Nya saya mampu menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Pengantar Teknologi Sistem Cerdas, yang saya sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini saya susun penuh
dengan teliti untuk mempersiapkan makalah ini dengan baik. Saya juga mendapati
beberapa rintangan ketika membuat makalah ini, namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan YME akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan
kritiknya untuk pengembangan makalah yang lebih baik di masa depan. Terima
kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di era globalisasi seperti pada saat ini,
perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis yang
ada. Suatu bisnis tidak lagi hanya dijalankan dengan mengandalkan cara
konvensional (produksi-distribusi-penjualan) semata, karena harus ada suatu
strategi baru agar bisnis yang dijalankan mampu bersaing dengan bisnis yang
sejenis lainnya. Untuk mendukung suatu bisnis yang dijalankan, banyak sekali
teknologi yang dikembangkan seperti Sistem Informasi. Salah satu jenis sistem
informasi seperti Transactional Processing System (TPS), sangat berperan besar
dalam menjalankan bisnis dari yang paling sederhana sampai yang kompleks,
bahkan secara langsung dapat mendukung kelancaran jalannya bisnis
tersebut.Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular di kalangan
manajemen perusahaan adalah Decision Support System atau disingkat DSS.
Melalui ilustrasi di atas, dapat diketahui peran
dari TPS yang mempunyai fungsi untuk menjalankan bisnis. Jika hanya
mengandalkan TPS, maka tidak akan diketahui perkembangan bisnis yang
dijalankan, apakah meningkat atau menurun secara drastis. Kemudian yang menjadi
permasalahan yaitu bagaimana dapat mengamati setiap perkembangan bisnis yang
dijalankan atau sistem seperti apakah yang dapat meningkatkan kualitas bisnis
yang dijalankan ? Jawaban pertanyaan tersebut adalah diperlukan “Sistem
Pendukung Keputusan (Decision Support System = DSS)”.
Kenapa harus menggunakan DSS? Karena DSS merupakan
suatu sistem yang menyediakan fasilitas untuk melakukan suatu analisis sehingga
setiap proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para pelaku bisnis akan
lebih berkualitas dengan melihat keadaan bisnis yang sedang berjalan dan
data-data dari luar perusahaan serta data-data privat dari pengambil keputusan.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Raymond McLeod dan George Schell, 2004) yang
menjelaskan bahwa “DSS menyediakan informasi pemecahan masalah maupun kemampuan
komunikasi dalam memecahkan masalah semi-terstruktur. Informasi dihasilkan
dalam bentuk laporan periodik dan khusus, dan output dari model matematika dan
sistem pakar. Dalam banyak kasus, berbagai sistem informasi yang digunakan tidak
memadai untuk membuat keputusan yang spesifik guna memecahkan permasalahan yang
spesifik. Sistem pendukung keputusan sengaja dibuat sebagai suatu cara untuk
memenuhi kebutuhan ini.
BAB II
PEMBAHASAN
Decision Support System (DSS) merupakan
salah satu produk perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk
membantu manajemen dalam proses pengambil keputusan. Sesuai namanya, tujuan
digunakannya system ini adalah sebagai “second opinion” atau “information
source” yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan sebelum seorang
manajermemutuskan kebijakan tertentu.
Pendekatan yang paling sering digunakan dalam proses perancangan sebuah DSS
adalah dengan menggunakan teknik simulasi yang interaktif, sehingga selain
dapat menarik minat manajer untuk menggunakannya , diharapkan system ini dapat
merepresentasikan keadaan dunia nyata atau bisnis yang sebenasrnya. Hal yang
perlu ditekankah adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas,
tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka.
DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori
pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation
research dan management science. Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk
mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi
secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum),
saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan
persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat. Dalam kedua bidang ilmu di
atas, dikenal istilah decision modeling, decision theory, dan decision analysis
– yang pada hakekatnya adalah merepresentasikan permasalah dan manaje-men yang
dihadapi setiap hari ke dalam bentuk kuantitatif (misalnya dalam bentuk model
matematika).
Contoh-contoh klasik dari persoalan dalam bidang
ini adalah linear programming, game’s theory, transportation problem, inventory
system, decision tree, dan lain sebagainya. Dari sekian banyak problem klasik
yang kerap dijumpai dalam aktivitas bisnis perusahaan sehari-hari, sebagian
dapat dengan mudah disimulasikan dan diselesaikan dengan menggunakan formula
atau rumus-rumus sederhana. Tetapi banyak pula masalahan yang ada sangat rumit
sehingga membutuhkan kecanggihan komputer. Sprague dan Carlson mendefinisikan
DSS dengan cukup baik, sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama
(Sprague et.al., 1993):
1. Sistem yang berbasis komputer.
2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil
keputusan
3. Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang
“mustahil” dilakukan dengan kalkulasi manual.
4. Melalui cara simulasi yang interaktif.
5. Dimana data dan model analisis sebagai komponen
utama.
Adapun Prinsip Dasar DSS adalah sebagai berikut :
1) Struktur Masalah Sulit utk menemukan masalah yg
sepenuhnya terstruktur atau tak terstruktur - area kelabu Simon. Ini berarti
DSS diarahkan pada area tempat sebagai besar masalah berada.
2) Dukungan Keputusan DSS tidak dimaksudkan untuk
menggantikan manajer. Komputer dapat diterapkan pada bagian masalah yg
terstruktur, tetapi manajer bertanggung jawab atas bagian yang tidak
terstruktur.
3) Efektivitas Keputusan waktu manajer berharga dan
tidak boleh terbuang, tetapi manfaat utama menggunakan DSS adalah keputusan yg
baik.
Secara umum, sistem informasi merupakan suatu
kumpulan dan komponen-komponen dalam perusahaan atau organisasi yang
berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Jogiyanto (2001)
menyatakan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software,
brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan untuk mengolah data
menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan
keputusan. Sebuah sistem informasi merupakan suatu kumpulan atau seperangkat
komponen yang berhubungan dan mendukung fungsi pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan, dan pendistribusian informasi. Hasil dari proses tersebut
digunakan pihak manajemen sebagai suatu dasar dalam pembuatan keputusan
organisasi. Selain itu, sistem informasi yang baik juga dapat membantu dalam
hal analisis dan visualisasi masalah dalam penciptaan produk baru.
DSS yang saat ini populer untuk digunakan adalah
yang berbasis tabel atau spreadsheets, karena para manajer sudah terbiasa
membaca data dengan cara tersebut. Tabel inilah yang menjadi media manajer
dalam “mengkutak-katik” (mengganti atau merubah) variabel yang ada, di mana
hasilnya akan ditampilkan dalam format grafik yang telah dijelaskan sebelumnya.
Untuk keperluan ini, biasanya sebuah stand-alone PC sudah cukup untuk
mengimplementasikannya. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, telah
banyak ditawarkan aplikasi DSS yang bekerja dalam infrastruktur jaringan (LAN,
WAN, Intranet, Internet, dsb.). Beberapa manajer pengambil keputusan
dihubungkan satu dengan lainnya melalui jaringan komputer, sehingga dapat
saling mempertukarkan data dan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan.
Bahkan sudah ada DSS yang diperlengkapi dengan expert system (dibuat
berdasarkan teori kecerdasan buatan = artifial intelligence), sehingga
keputusan bisnis secara langsung dapat dilakukan oleh komputer, tanpa campur
tangan manusia.
Secara garis besar DSS dibangun oleh tiga komponen
besar:
1. Database
2. Model Base
3. Software System
Sistem database berisi kumpulan dari semua data
bisnis yang dimiliki perusahaan, baik yang berasal dari transaksi sehari-hari,
maupun data dasar (master file). Untuk keperluan DSS, diperlukan data yang
relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan melalui simulasi. Komponen
kedua adalah Model Base atau suatu model yang merepresentasikan permasalahan ke
dalam format kuantitatif (model matematika sebagai contohnya) sebagai dasar
simulasi atau pengambilan keputusan, termasuk di dalamnya tujuan dari
permasalahan (obyektif), komponen-komponen terkait, batasan-batasan yang ada
(constraints), dan hal-hal terkait lainnya.
Kedua komponen tersebut untuk selanjutnya disatukan
dalam komponen ketiga (software system), setelah sebelumnya direpresentasikan
dalam bentuk model yang “dimengerti” komputer.
Contohnya adalah penggunaan teknik RDBMS
(Relational Database Management System), OODBMS (Object Oriented Database
Management System) untuk memodelkan struktur data. Sedangkan MBMS (Model Base
Management System) dipergunakan untuk mere-presentasikan masalah yang ingin
dicari pemecahannya. Entiti lain yang terdapat pada produk DSS baru adalah DGMS
(Dialog Generation and Management System), yang merupakan suatu sistem untuk
memungkinkan terjadinya “dialog” interaktif antara computer dan manusia (user)
sebagai pengambil keputusan.
Perintis DSS yang lain Peter G. W. Keen,
bekerjasama dengan Scott Morton mendefinisikan tiga tujuan yang harus dicapai
DSS. Tujuan-tujuan ini berhubungandengan tiga prinsip dasar dari konsep DSS –
struktur masalah, dukungan keputusan, dan efektivitas keputusan. Mereka percaya
bahwa DSS harus:
1. Membantu manajer membuat keputusan untuk
memecahkan masalah semi terstruktur.
2. Mendukung keputusan manajer, dan bukannya
mengubah atau mengganti keputusan tersebut
3. Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan
keputusan, dan bukannya peningkatan efisiensi.
Decision Support System tidak dimaksudkan untuk menggantikan
manajer. Komputer dapat diterapkan pada bagian masalah yang terstruktur, tetapi
manajer bertanggung jawab atas bagian yang tak terstruktur
– menerapkan penilaian atau intuisi, dan melakukan analisis.
Manajer
dan komputer bekerjasama sebagai tim pemecahan masalah dalam memecahkan masalah
yang berbeda di area semi terstruktur yang luas.
Tujuan
dari DSS bukanlah untuk membuat proses pengambilan keputusan seefisien mungkin.
Waktu manajer berharga dan tidak boleh terbuang, tetapi manfaat utama menggunakan
DSS adalah keputusan yang lebih baik. Ketika membuat keputusan, manajer tidak
selalu mencoba yang terbaik. Sejumlah model matematika akan melakukannya untuk
manajer. Namun, dalam banyak kasus manajerlah yang harus memutuskan alternatif
mana yang terbaik. Manajer mungkin saja menghabiskan waktu ekstra untuk
memperluas solusi sehingga mencapai optimum, tetapi ketelitian yang meningkat
senilai dengan waktu dan usaha yang telah dikeluarkan. Manajer menggunakan
pertimbangan dalam menentukan kapan suatu keputusan akan berkontribusi pada
suatu solusi masalah.
Aplikasi DSS yang ditawarkan di pasar sangat
beraneka ragam, dari yang paling sederhana (quick-hit DSS) sampai dengan yang
sangat kompleks (institutional DSS). “Quick-Hit DSS” biasanya ditujukan untuk
para manajer yang baru belajar menggunakan DSS (sebagai pengembangan setelah
jenis pelaporan yang disediakan oleh MIS = Management Information System, satu
level sistem di bawah DSS). Biasanya masalah yang dihadapi cukup sederhana
(simple) dan dibutuhkan dengan segera penyelesaiannya. Misalnya untuk kebutuhan
pelaporan (report) atau pencarian informasi (query). Sistem yang sama biasa
pula dipergunakan untuk melakukan analisa sederhana. Contohnya adalah melihat
dampak yang terjadi pada sebuah formulasi, apabila variabel-variabel atau
parameter-parameternya diubah. Di dalam perusahaan, DSS jenis ini biasanya
diimplementasikan dalam sebuah fungsi organisasi yang dapat berdiri sendiri
(berdasarkan data yang dimiliki fungsi organisasi tersebut). Misalnya adalah
DSS untuk menyusun anggaran tahunan, DSS untuk melakukan kenaikan gaji
karyawan, DSS untuk menentukan besanya jam lembur karyawan, dan lain
sebagainya.
Usaha berikutnya dalam mendefinisikan konsep DSS
dilakukan oleh Steven L. Alter. Alter melakukan study terhadap 56 sistem
penunjang keputusan yang digunakan pada waktu itu, study tersebut memberikan
pengetahuan dalam mengidentifikasi enam jenis DSS, yaitu :
•
Retrive information element (memanggil elemen informasi)
•
Analyze entries fles (menganalisa semua file)
•
Prepare reports form multiple files (laporan standart dari beberapa files)
•
Estimate decisions qonsquences (meramalkan akibat dari keputusan)
•
Propose decision (menawarkan keputusan )
•
Make decisions (membuat keputusan)
Jenis-jenis DSS menurut tingkat kerumitan dan
tingkat dukungan pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Mengambil elemen-elemen informasi.
2. Menganalisis seluruh file.
3. Memperkirakan akibat keputusan
4. Menyiapkan laporan dari berbagai file.
5. Mengusulkan keputusan.
6. Membuat Keputusan.
Adapun fokus utama konsep DSS adalah komputer harus
digunakan untuk mendukung manajer tertentu membuat keputusan tertentu untuk
memecahkan masalah tertentu. Model DSS terdiri dari:
1. Model matematika.
2. Database
3. Perangkat Lunak
Yang melukiskan beberapa komponen yang mendukung
DSS, seperti: Hardware, Software, Data, Model, dan Interaktif para pemakainya.Menurut
Herbert A. Simon keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan, dengan
keputusan terprogram pada satu ujungnya dan keputusan tak terprogram pada ujung
lainnya.
1) Keputusan Terprogram, bersifat berulang dan
rutin sedemikian sehingga suatu prosedur pasti telah dibuat untuk menanganinya
sehingga keputusan tersebut tidak perlu diperlakukan de novo (sebagai sesuatu
yg baru) tiap kali terjadi.
2) Keputusan Tidak Terprogram, bersifat baru, tidak
terstruktur, dan jarang konsekuen. Tidak ada metode yg pasti utk menangani
masalah ini belum pernah ada sebelumnya, atau karena sifat dan struktur
persisnya tak terlihat atau rumit, atau karena begitu pentingnya sehingga
memerlukan perlakuan yang sangat khusus.
·
Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil
keputusan.
·
Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai
tingkatan manajemen.
·
Memberikan dukungan untuk beragam tipe & proses
pengambilan keputusan.
·
DSS dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel.
·
Tampilan DSS akrab dengan pengguna.
·
DSS mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan
keputusan dengan fokus.
·
Pengguna akhir mampu mengkonstruksi dan memodifikasi
sistem yang sederhana.
Decision Support System (DSS) dapat
memberikan beberapa keuntungan- keuntungan bagi pemakainya. Menurut Turban
(1995: 87) maupun McLeod (1995: 103) keuntungan-keuntungan tersebut meliputi:
1. Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam
memproses data/informasi untuk pengambilan keputusan.
2. Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan
masalah, terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3. Mampu memberikan berbagai alternatif dalam
pengambilan keputusan, meskipun seandainya DSS tidak mampu memecahkan masalah
yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dapat digunakan sebagai stimulan
dalam memahami persoalan.
4. Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap
keputusan yang diambilnya.
5. Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi
secara keseluruhan dengan penghematan waktu, tenaga dan biaya.
Selain memiliki banyak keuntungan atau manfaat, decision support system juga
memiliki beberapa kelemahan antara lain :
1. Sulit dalam memodelkan sistem bisnis
2. Mungkin akan menghasilkan suatu model bisnis yang
tidak dapat menangkap semua pengaruh pada entity.
3. Dibutuhkan kemampuan matematika yang tinggi untuk
mengembangkan suatu model yang lebih kompleks.
Dampak dari pemanfaatan Decision Support System
(DSS) antara lain:
1) Masalah-masalah semi struktur dapat dipecahkan.
2) Problem yang kompleks dapat diselesaikan.
3) Sistem dapat berinteraksi dengan pemakainya.
4) Dibandingkan dengan pengambilan keputusan secara
intuisi, pengambilan keputusan dengan DSS dinilai lebih cepat dan hasilnya
lebih baik.
5) Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman.
6) Untuk masalah yang berulang, DSS dapat memberi
keputusan yang lebih efektif.
7) Fasilitas untuk mengambil data, dapat memberikan
kesempatan bagi beberapa manajer untuk berkomunikasi dengan lebih baik.
8) Meningkatkan produktivitas dan kontrol dari
manajer.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat saya
paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca
yang budiman pada umumnya
Menurut saya, Decision Support
System (DSS) adalah suatu sistem yang ditujukan untuk mendukung manajemen
pengambilan keputusan. DSS merupakan sistem berbasis model yang terdiri dari
prosedur-prosedur dalam pemrosesan data dan pertimbangannya untuk membantu
manajer dalam mengambil keputusan. Decision Support System mampu
untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan dengan fokus pada
keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil, serta mengefisiensikan biaya
dalam proses pengambilan keputusan.
·
Status Inquiry System, membantu dalam mengambil keputusan
manajemen tingkat operasional, manajemen, atau tingkat menengah, misalnya
jadwal kerja harian ke mesin atau mesin ke operator.
· Data Analysis System, analisis komparatif dan penggunaan
rumus atau algoritma, misalnya analisis arus kas, analisis persediaan, dll.
·
Information Analysis System, dalam sistem ini data di analisis dan
laporan informasi dihasilkan. Misalnya analisis penjualan, sistem piutang
dagang, analisis pasar, dll.
·
Accounting System, melacak informasi akuntansi dan
keuangan, misalnya, akun akhir, piutang, hutang akun, dll yang melacak aspek
utama bisnis.
·
Model Based System, model simulasi atau model optimasi
yang digunakan untuk pengambilan keputusan jarang di gunakan dan menciptakan
panduan umum untuk operasi atau manajemen.
Saran yang dapat diberikan terkait dengan sistem informasi DSS atau
Decision Support System ialah Supaya instrumen DSS ini dapat dijadikan sebagai
alat penunjang dalam pengambilan keputusan dan bukan sebagai alat penentu dalam
pengambilan keputusan dan harus mampu meng-update penggunaan DSS
tersebut.
Komentar
Posting Komentar