MANUSIA & KEBUDAYAAN
MANUSIA &
KEBUDAYAAN
Muhammad
Alvendra Ihza
14116159
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
DAN TEKNOLOGI INFORMASI (FIKTI)
DAN TEKNOLOGI INFORMASI (FIKTI)
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016/2017
KATA PENGANTAR
Segala puji
bagi Tuhan Yang Maha Esa, saya dapat menyelesaikan tugas Softskill ini yang berjudul “Manusia
& Kebudayaan”. Pembuatan penulisan ini
menjelaskan tentang Manusia & kebudayaan. Penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun
penulisannya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun, khususnya dari Dosen
Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi saya untuk lebih baik di masa yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tidak
bisa dipungkiri bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan ragam
kebudayaannya, terdiri dari 13466 pulau besar dan kecil. Manusia dan kebudayaan
adalah satu hal yang tidak bisa di pisahkan karena di mana manusia itu hidup
dan menetap pasti manusia akan hidup sesuai dengan kebudayaan yang ada di
daerah yang di tinggalinya. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri, mereka membuntuhkan bantuan dari orang lain untuk bertahan hidup.
manusia berinteraksi satu sama lain dan menimbulkan kebiasaan-kebiasaan yang
akhirnya menjadi sebuah kebudayaan.Setiap manusia juga memiliki kebudayaan yang
berbeda-beda, itu disebabkan mereka memiliki pergaulan sendiri di wilayahnya
sehingga manusia di manapun memiliki kebudayaan yang berbeda masing-masing.
Perbedaan kebudayaan disebabkan karna perbedaan yang dimiliki seperti faktor
Lingkungan, faktor alam, manusia itu sendiri dan berbagai faktor lainnya yang
menimbulkan Keberagaman budaya tersebut Seiring dengan berkembangnya teknlogi
informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia diharapkan dapat dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap kebudayaan masing – masing daerah,
karena kebudayaan merupakan jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang
lain.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Manusia dan Hakekatnya
Hakikat manusia adalah peran ataupun
fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia. Kata manusia berasal dari
kata ” manu ” dari bahasa Sanksekerta atau ” mens ” dari bahasa Latin yang
berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga dikatakan ” homo ” yang juga
berasal dari bahasa Latin. Hal yang paling penting dalam membedakan manusia
dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan bahwa manusia dilengkapi dengan
akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.
Manusia merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling
tinggi di antara ciptaan yang lain.
Pada dasarnya manusia diciptakan oleh
Tuhan Yang Maha Esa dengan kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial. Berikut penjelasan yang lebih rinci mengenai makhluk individu dan
makhluk sosial.
1. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk
Individu
Manusia sebagai makhluk individu mempunyai
sifat-sifat individu khas yang berbeda dengan manusia lainnya. Manusia berbeda
dengan manusia lainnya. Manusia sebagai individu bersifat nyata, yaitu mereka
berupaya untuk selalu merealisasikan kepentingan, kebutuhan, dan potensi
pribadi yang dimilikinya. Hal tersebut akan terus menerus berkembang
menyesuaikan dengan perkembangan kehidupan yang dialami dan pertumbuhan yang
ada pada dirinya.Setiap manusia senantiasa akan berusaha mengembangkan
kemampuan pribadinya guna memenuhi berbagai kebutuhan dan mempertahankan
hidupnya
2. Pengertian Manusia Sebagai Makhluk
Sosial
Manusia pada hakikatnya adalah makhluk
sosial, artinya makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Setiap manusia normal
memerlukan orang lain dan hidup bersama-sama dengan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini sesuai dengan pendapat Aristoteles,
menyatakan bahwa manusia adalah zoom politicon, yang berarti selain sebagai
makhluk individu.
Unsur-unsur
yang Membangun Manusia
Manusia dan kebudayaan merupakan
salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia
sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka
sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan
sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha
Kuasa.
Namun siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan
yang unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di
pandang sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk
jaringan-jaringan system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang
tergolong dalam golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social
yang tidak dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab
pertanyaan tentang manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu
manusia berdasarkan unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam pandangan yang
akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia. Manusia
terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
1. Jasad
: badan kasar manusia yang dapat kita lihat, raba bahkan di foto dan menempati
ruang dan waktu.
2. Hayat
: mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
3. Ruh
: bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami
kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat
lahirnya kebudayaan.
4. Nafs
: dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri.(
Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
· Manusia sebagai satu kepribadian yang
mengandung tiga unsur, yaitu:
1. Id,
merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak.
Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara
instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh
kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual
atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
2. Ego,
sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id
dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh
prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
3. Super
ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia
lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu
menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi.
(freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
Kepribadian
Bangsa Timur
Kepribadian
bangsa timur dapat diartikan suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang
menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan.Kepribadian bangsa timur
pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Kepribadian
bangsa timur, kita tinggal di Indonesia termasuk ke dalam bangsa timur, dikenal
sebagai bangsa yang berkepribadian baik.Di dunia bangsa timur dikenal sebagai
bangsa yang ramah dan bersahabat. Bercerita tentang kepribadian bangsa
timur, Indonesia memiliki beragam budaya, suku dan adat istiadat. Indonesia
termasuk dalam bagian negara-negara yang ada dalam posisi benua asia memiliki
adat yang disebut adat ketimuran. Indonesia yang tergabung dari berbagai suku
dan terkenal dengan keramahtamahan masyarakatnya dan tingginya rasa saling
menghormati antar sesama.Indonesia sangat berbeda dengan negara-negara barat,
karena pandangan hidup dan kebiasaan masyarakatnya yang berbeda.Dalam pandangan
hidup masyarakat Indonesia yang memiliki adat ketimuran, rasa toleransi, ramah,
sopan santun, saling menghargai dan gotong royong selalu menjadi dasar hidup
masyarakat Indonesia. Bangsa timur identik dengan benua asia yang penduduknya
sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit
putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih sopan
dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama islam dan
menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini
orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat.Kebiasaan orang barat yang
tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi
kejiwaan orang timur itu sendiri.
Kita
tidak bisa selalu mengatakan budaya timur itu lebih baik daripada budaya barat.
Pengertian
Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari
kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal,
kemudian menjadi kata budhi (tunggal)
atau budhaya (majemuk), sehingga kebudayaan diartikan
sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat yang mengatakan bahwa
kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang merupakan
unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau ikhtiar
sebagai unsur jasmani sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan
ikhtiar manusia.
Kebudayaan, cultuur (bahasa
belanda), culture (bahasa inggris), tsaqafah (bahasa arab), berasal dari
perkataan latin “colere” yang artinya mengolah,
mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau
bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan
aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.
Dalam disiplin ilmu antropologi
budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama (Koentjaraningrat, 1980:195).
Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan kebudayaan, karena IBD berbicara
tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil fisiknya. Secara sederhana pengertian
kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu pada pengertian sebagai berikut :
1.
Kebudayaan dalam arti luas, adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka
kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
2.
Kebudayaan dalam arti sempit dapat
disebut dengan istilah budaya atau sering disebut kultur yang mengandung
pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara
berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti
kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di
dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
pada lahirnya bersifat tertib dan damai. Sedangkan Koentjaraningrat.
Mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang
harus dibiasakannya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya
Unsur-Unsur
Kebudayaan
Menurut Kluckhohn ada tujuh unsur
dalam kebudayaan universal, yaitu system religi dan upacara keagamaan, system
organisasi kemasyarakatan, system pengetahuan, system mata pencaharian hidup,
system tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta kesenian. Untuk lebih jelas,
masing-masing diberi uraian sebagai berikut.
1.
Sistem religi dan upacara keagamaan, merupakan produk manusia sebagai homo religious. Manusia
yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas
kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat
“menghitam-putihkan” kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut sehingga
menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama. Untuk
membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kamauan manusia, dilakukan
usaha yang diwujudkan dalam system religi dan upacara keagamaan.
2.
Sistem organisasi
kemasyarakatan, merupakan produk dari manusia
sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah. Namun, dengan akalnya
manusia membentuk kekuatan dengan cara menyusun organisasi kemasyarakatan yang
merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan
kesejahteraan hidupnya.
3.
Sistem pengetahuan, merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga
dari pemikiran orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah
diketahui, kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa
menyebabkan pengetahuan ini menyebar luas.
4.
Sistem mata pencaharian hidup, yang merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus
menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
5.
Sistem teknologi dan peralatan, merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber.
Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang
dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan sekaligus
mempergunakan suatu alat. Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih
mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
6.
Bahasa, merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens.
Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian
disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan.
7. Kesenian,
merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat
mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk
memenuhi kebutuhan psikisnya.
Wujud
Kebudayaan
Tiga wujud kebudayaan menurut
dimensi wujudnya :
1. Kompleks gagasan, konsep, dan
pikiran manusia
Wujud ini disebut sistem budaya,
sifatnya abstrak, tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia
yang menganutnya, atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga
masyarakat dimana kebudayaan bersangkutan hiidup.
2. Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, bersifat kongkret, dapat diamati atau diobservasi, dan sering
disebut sistem sosial.
3. Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia yang saling
berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya
manusia untuk mencapai tujuannya.Aktivitas karya manusia tersebut menghasilkan
benda untuk berbagai keperluan hidupnya.kebudayaan dalam bentuk fisik yang
kongkret bisa juga disebut kebudayaan fisik, mulai dari benda yang diam sampai
pada benda yang bergerak.
Orientasi
Nilai Budaya
Menggunakan 5 masalah pokok
kehidupan manusia dalam sisitem nilai budaya :
Kebudayaan sebagai karya manusia
memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhohn dalam karyanya Variations in Value
Orientation (1961) sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara universal
menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia yaitu :
1. Hakekat Hidup Manusia (MH)
2. Hakekat Karya Manusia (MK)
3. Hakekat Waktu Manusia (WM)
4. Hakekat Alam manusia (MA)
5. Hakekat Hubungan Manusia (MN)
Perubahan
Kebudayaan
Faktor – faktor yang mempengaruhi
diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru :
1. Terbatasnya masyarakat memiliki
hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari
luar masyarakat tersebut.
2. Jika pandangan hidup dan nilai-nilai
yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan
ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan
unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor dulu oleh berbagai ukuran
yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
3. Corak struktur sosial suatu
masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru, misal sistem
otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
4. Suatu unsur kebudayaan diterima
jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi
diterimanya unsur kebudayaan yang baru.
5. Apabila unsur yang baru itu
memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah dibuktikkan
kegunaanya oleh warga masyarakat yang bersangkutan
Penyebab terjadinya gerak/ perubahan
kebudayaan, yaitu :
1. Sebab-sebab yang berasal dari
dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan
komposisi penduduk.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan
alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang
berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain
cenderung untuk berubah lebih cepat.
Perubahan ini, selain karena jumlah
penduduk dan komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan,
penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Proses akulturasi di
dalam sejarah kebudayaan terjadi dalam masa-masa silam.
Biasanya suatu masyarakat hidup
bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya dan antara mereka terjadi
hubungan-hubungan, mungkin dalam lapangan perdagangan, pemerintahan dan
sebagainya.Pada saat itulah unsure-unsur masing-masing kebudayaan saling
menyusup. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala, mempermudah berlangsungnya
akulturasi tersebut.
Kaitan
Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan merupakan dua
hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia di alam dunia ini memegang
peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai segi. Dalam ilmu sosial
manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu
memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi).
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosialofi),
Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik), makhluk yan g
berbudaya dan lain sebagainya.
Dalam sosiologi manusia dan
kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya
berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup
manusia agar sesuai dcngannya. Tampak bahwa keduanya akhimya merupakan satu
kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara
manusia dengan peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya
peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang
membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu
sendiri.
Dialektis
Dialektika disini berasal dari
dialog komunikasi sehari-hari. Ada pendapat dilontarkan ke hadapan publik.
Kemudian muncul tentangan terhadap pendapat tersebut. Kedua posisi yang saling
bertentangan ini didamaikan dengan sebuah pendapat yang lebih lengkap. Dari
fenomen dialog ini dapat dilihat tiga tahap yakni tesis, antitesis dan
sintesis. Tesis disini dimaksudkan sebagai pendapat awal tersebut. Antitesis
yakni lawan atau oposisinya. Sedangkan Sintesis merupakan pendamaian dari
keduanya baik tesis dan antitesis. Dalam sintesis ini terjadi peniadaan dan
pembatalan baik itu tesis dan antitesis. Keduanya menjadi tidak berlaku lagi.
Dapat dikatakan pula, kedua hal tersebut disimpan dan diangkat ke taraf yang
lebih tinggi. Tentunya kebenaran baik dalam tesis dan antitesis masih
dipertahankan. Dalam kacamata Hegel, proses ini disebut
sebagai aufgehoben.
Dialektika sendiri sudah dikenal
dalam pemikiran Fichte. Bagi Fichte, seluruh isi dunia adalah sama dengan isi
kesadaran Dalam sistem filsafatnya, Hegel menyempurnakan Fichte. Hegel
memperdalam pengertian sintesis. Di dalam sintesis baik tesis maupun
antitesis bukan dibatasi (seperti pandangan Fichte), melainkan aufgehoben.
Kata Jerman ini mengandung tiga arti, yaitu: a) mengesampingkan, b) merawat,
menyimpan, jadi tidak ditiadakan, melainkan dirawat dalam suatu kesatuan yang
lebih tinggi dan dipelihara) ditempatkan pada dataran yang lebih tinggi,
dimana keduanya (tesis dan antitesis) tidak lagi berfungsi sebagai lawan yang
saling mengucilkan.
3 Tahap Proses Dialektis
Proses dialektis ini tercipta
melalui tiga tahap yaitu :
- Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
- Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.
- Intemalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarakamya sendiri agar dia dapat hidup dengan .baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan:
1.
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang berakal, berbudi, dan berbudaya
2.
Wujud budaya dapat bersifat konkret yaitu sebagai ide, gagasan, norma dan
peraturan bagi manusia dan abstrak yaitu sebagai tinfakan, peraturan, dan
aktivitas manusia.
3.
Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa, rasa manusia yang diperoleh dari
perkembangan manusia sebagai masyarakat.
Saran
Dengan
dibuatnya penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan
pembaca. Selanjutnya pembuat penulisan ini mengharapkan kritik dan saran
pembaca demi kesempurnaan penulisan ini untuk kedepannya.
Komentar
Posting Komentar